Latihan Soal Online

Latihan Soal Online - SD/MI - SMP/MTs - SMA | Kategori: Semua Soal SMA Bahasa Indonesia (Acak)



★ Teks Editorial - Bahasa Indonesia SMA Kelas 12

Bacalah teks editorial berikut!

Seandainya kita pandai menabung hujan, tentu tak perlu cemas dengan datangnya musim kemarau panjang. Kita selalu tergopoh-gopoh pada saat potensi bencana sudah di depan mata. Respons yang muncul pada akhirnya lebih memperlihatkan kepanikan dan langkah-langkah reaktif. Antisipasi yang muncul, baik dari pemerintah maupun masyarakat, cenderung bersifat jangka pendek dan tumpul. Tidak efektif sekaligus menggambarkan ketidaksiapan yang ditutup-tutupi. Semestinya, bila bangsa ini terbiasa menabung hujan, tentu kekhawatiran akan terjadinya bencana kekeringan tidak perlu ada. Setidaknya dapat diminimalkan.

simpulan pendapat yang sesuai dengan teks editorial tersebut adalah …

A. Sampai kapan pun Indonesia tidak akan lepas dari bencana kekeringan

B. Negara ini memerlukan antisipasi bencana kekeringan yang berdimensi jangka panjang

C. Bangsa Indonesia perlu khawatir akan terjadi bencana kekeringan

D. Antisipasi yang dilakukan bangsa menunjukkan kesiapan menghadapi bencana kekeringan

E. Bangsa Indonesia selalu memberikan reaksi tergopoh-gopoh saat potensi bencana ada di depan mata

Pilih jawaban kamu:
A  B  C  D  E 

Pilih soal berdasarkan kelas

SD Kelas 1SD Kelas 2SD Kelas 3SD Kelas 4SD Kelas 5SD Kelas 6SMP Kelas 7SMP Kelas 8SMP Kelas 9SMA Kelas 10SMA Kelas 11SMA Kelas 12

Trending Topik

Loading...

Preview soal lainnya: Ujian Semester 2 Bahasa Indonesia SMA Kelas 10

(1) Dengan tiba-tiba, Seri Laut duduk menyembah kaki Anggun Dewa. “Ampun hamba pada kakak, usahalah hati dipermalukan, jangan bicara diperpanjang, hamba tahu, hamba arif. (2) Kata kakak, menyindir, ngilu tulangku mendengarnya. (3) Dosa hamba seberat bukit, kesalahan hamba sebesar bumi, bagaimana hamba akan pulang, menentang, kakak hamba malu. (4) Bukanlah kakak yang celaka, untung hamba kiranya. (5) Jangan suka mendengar asut petenah, buah bicara orang penghasut, akhirnya badan yang menanggung, menanggung dendam siang malam, hidup bagai hantu rimba,” demikianlah kata Seri Laut sambil menangis. (6) “Manalah Tuan Seri Laut, jangan Tuan panjang bicara. (7) Hari hampir malem, matahari hampir terbenam. (8) Bawa hamba ke tempat Tuan, menjemput inang dan pengasuh, mari kita pulang ke rumah, menjelang ayah dan bunda!”

————-

Karakteristik sastra Melayu klasik dalam kutipan tersebut merupakan istana sentris (bersifat kerajaan). Hal itu terlihat pada kata dalam kalimat nomor ….
a. (4)
b. (5)
c. (6)
d. (7)
e. (8)


Materi Latihan Soal Lainnya:

Cara Menggunakan : Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia.

Tips : Jika halaman ini selalu menampilkan soal yang sama secara beruntun, maka pastikan kamu mengoreksi soal terlebih dahulu dengan menekan tombol "Koreksi" diatas.